Dipertemukan Kembali Dengan Versi Terbaik

Dipertemukan Kembali Dengan Versi Terbaik

Universitas Gadjah Mada (UGM)

Perlu diketahui jika prodi Teknik Elektro merupakan salah satu prodi tertua di UGM malah bahkan di Indonesia. Keunggulan Teknik Elektro UGM adalah sudah terakreditasi internasional ABET (Amerika Serikat) dan IABEE (Indonesia), banyak kerja sama dengan lintas sektoral hingga alumni prodi ini yang sudah banyak menjadi pimpinan di perusahaan ternama.

Kampus dengan Jurusan Teknik Elektro Terbaik di Indonesia

Universitas Sebelas Maret

Selain telah memperoleh akreditasi Unggul lembaga akreditasi nasional, Teknik Elektro UNS juga memegang akreditasi internasional “Provisional Accreditation (PA) “ dari IABEE.

Teknik Elektro UNS berdiri sejak 2014 dengan 4 peminatan, yaitu Sistem Energi Listrik, Sistem Isyarat Elektronik, Sistem Mekatronika, dan Sistem Informatika.

Institut Teknologi Bandung

Program studi Teknik Elektro di ITB dimulai pada 1947 sebagai jurusan teknik. Prodi Teknik Elektro ITB telah memperoleh akreditasi dari Accreditation Board for Engineering Technology (ABET) dan juga Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE).

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Teknik Elektro ITS telah berdiri pada 1960 bersamaan dengan peresmian Perguruan Tinggi Negeri: Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, oleh Presiden pertama RI Ir. Soekarno.

Teknik Elektro ITS selain memperoleh Akreditasi Unggul BAN PT juga telah memiliki akreditasi internasional ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN QA) dan ASIIN.

Universitas Brawijaya

Jurusan Teknik Elektro di Universitas Brawijaya telah berdiri sejak 1978. Adanya proyek Induk Serba Guna Kali Brantas turut menjadi penunjang berdirinya Teknik Elektro di Universitas Brawijaya.

Teknik Elektro Universitas Brawijaya memiliki 3 peminatan yaitu Sistem Tenaga Listrik (STL), Sistem Kontrol dan Elektronik (SKE), dan Sistem Komunikasi dan Informatika (SKI) dan telah terakreditasi Unggul BAN PT dan sertifikasi akreditasi internasional IABEE.

Demikian lima kampus dengan jurusan Teknik Elektro terbaik di Indonesia versi BAN PT. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca setia SINDONews.

Kami Menerima Pembayaran Dibawah Ini

Kami Menerima Pembayaran Dibawah Ini

November 29, 2024 1 Song, 3 minutes ℗ 2024 Rifqi Alfatih

We're doing our best to make sure our content is useful, accurate and safe.If by any chance you spot an inappropriate comment while navigating through our website please use this form to let us know, and we'll take care of it shortly.

Maureen Hanson, Profesor Liberty Hyde Bailey dari Biologi Molekuler Tanaman di Sekolah Tinggi Pertanian dan Ilmu Hayati, dan Myat Lin, rekan peneliti, bekerja di lab mereka di Gedung Bioteknologi. Mereka melakukan penelitian terhadap Rubisco untuk meningkatkan fotosintesis pada studi yang dilakukan sebelumnya.

Nationalgeographic.co.id—Rubisco, biokatalis sentral dalam fotosintesis ini adalah enzim yang paling melimpah di bumi. Dengan merekonstruksi enzim berusia miliaran tahun, tim peneliti Max Planck telah menguraikan salah satu adaptasi kunci fotosintesis awal. Hasil mereka tidak hanya memberikan wawasan tentang evolusi fotosintesis modern tetapi juga menawarkan dorongan baru untuk memperbaikinya.

Kehidupan masa kini sepenuhnya bergantung pada organisme fotosintetik seperti tumbuhan dan ganggang yang menangkap dan mengubah CO2. Inti dari proses ini terletak pada enzim yang disebut Rubisco yang menangkap lebih dari 400 miliar ton CO2 setiap tahun.

Organisme yang hidup saat ini menghasilkan jumlah yang mengejutkan, yaitu massa Rubisco di planet kita melebihi semua manusia. Untuk mengambil peran dominan dalam siklus karbon global, Rubisco harus terus beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Menggunakan kombinasi pendekatan komputasi dan sintetis, tim dari Max Planck Institute for Terrestrial Microbiology di Marburg, Jerman, bekerja sama dengan University of Singapore kini telah berhasil membangkitkan dan mempelajari enzim berusia miliaran tahun di lab. Proses ini mereka gambarkan sebagai "paleontologi molekuler."

Hasil studi ini telah diterbitkan di jurnal Science pada 13 Oktober dengan judul Evolution of increased complexity and specificity at the dawn of form I Rubiscos.

Rubisco kuno: itu muncul sekitar empat miliar tahun yang lalu dalam metabolisme primordial sebelum kehadiran oksigen di Bumi. Namun, dengan penemuan fotosintesis penghasil oksigen dan peningkatan oksigen di atmosfer, enzim mulai mengkatalisis reaksi yang tidak diinginkan. Di mana ia salah mengira O2 untuk CO2 dan menghasilkan metabolit yang beracun bagi sel.

Lingkup substrat yang membingungkan ini masih meninggalkan bekas Rubisco hingga saat ini dan membatasi efisiensi fotosintesis. Meskipun Rubisco yang berevolusi di lingkungan yang mengandung oksigen menjadi lebih spesifik untuk CO2 dari waktu ke waktu. Namun, tidak satupun dari mereka dapat sepenuhnya menghilangkan reaksi penangkapan oksigen.

MPI f. Terrestrial Microbiology/ L. Schulz

Gambar mikroskop cryo-elektron dari dua kompleks Rubisco yang berinteraksi satu sama lain. Jika subunit penting untuk kelarutan hilang, kompleks enzim individu dapat berinteraksi satu sama lain dengan cara ini dan membentuk struktur seperti benang, yang disebut fibril. Dalam kondisi normal, bagaimanapun, Rubisco tidak membentuk fibril seperti itu.

Penentu molekuler dari peningkatan spesifisitas CO2 di Rubisco sebagian besar masih belum diketahui. Mereka sangat menarik bagi para peneliti yang bertujuan untuk meningkatkan fotosintesis. Menariknya, Rubisco yang menunjukkan peningkatan spesifisitas CO2 merekrut komponen protein baru yang fungsinya tidak diketahui. Komponen ini diduga terlibat dalam peningkatan spesifisitas CO2, namun alasan sebenarnya kemunculannya masih sulit ditentukan karena sudah berevolusi miliaran tahun yang lalu.

Untuk memahami peristiwa penting dalam evolusi Rubisco yang lebih spesifik, kolaborator di Institut Max Planck untuk Mikrobiologi Terestrial di Marburg dan Nanyang Technological University di Singapura menggunakan algoritma statistik untuk menciptakan kembali bentuk Rubisco yang ada miliaran tahun lalu, sebelum kadar oksigen mulai naik.

Tim yang dipimpin oleh peneliti Max Planck Tobias Erb dan Georg Hochberg membangkitkan protein kuno ini di laboratorium untuk mempelajari sifat-sifatnya. Secara khusus, para ilmuwan bertanya-tanya apakah komponen baru Rubisco ada hubungannya dengan evolusi spesifisitas yang lebih tinggi.

Jawabannya mengejutkan, seperti yang dijelaskan oleh peneliti doktoral Luca Schulz: "Kami mengharapkan komponen baru entah bagaimana secara langsung mengecualikan oksigen dari pusat katalitik Rubisco. Bukan itu yang terjadi. Sebaliknya, subunit baru ini tampaknya bertindak sebagai modulator evolusi: perekrutan subunit mengubah efek mutasi berikutnya pada subunit katalitik Rubisco,” katanya. “Mutasi yang sebelumnya tidak penting tiba-tiba memiliki efek besar pada spesifisitas ketika komponen baru ini hadir. Tampaknya memiliki subunit baru ini sepenuhnya mengubah potensi evolusi Rubisco."

Secara keseluruhan, temuan ini akhirnya menjelaskan alasan mengapa Rubisco menyimpan komponen protein baru ini sejak ditemukan.

"Fakta bahwa hubungan ini tidak dipahami sampai sekarang menyoroti pentingnya analisis evolusioner untuk memahami biokimia yang mendorong kehidupan di sekitar kita,” kata Georg Hochberg, Pemimpin Kelompok Riset Max Planck. “Sejarah biomolekul seperti Rubisco dapat mengajari kita banyak hal tentang mengapa mereka seperti sekarang ini. Dan masih ada begitu banyak fenomena biokimia yang sejarah evolusinya tidak kita ketahui sama sekali. Jadi, ini adalah waktu yang sangat menyenangkan untuk menjadi ahli biokimia evolusi. Hampir seluruh sejarah molekuler sel masih menunggu untuk ditemukan."

78% Daratan di Bumi Jadi Gersang dan Tidak akan Pernah Basah Kembali

Kami menggunakan cookies untuk mengoptimalkan navigasi, fitur serta konten yang lebih Relevan. Untuk informasi lengkap tentang cookies silahkan lihat

. Dengan menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan cookies serta data pribadi sesuai

5 kampus dengan jurusan Teknik Elektro terbaik di Indonesia versi BAN PT. Foto/UNS.

di Indonesia bisa menjadi pilihan calon mahasiswa teknik. Tak hanya terakreditasi BAN PT, kelimanya juga memegang akreditasi internasional.

Mempelajari Teknik Elektro di perguruan tinggi tidak akan terlepas dari pelajaran sains dasar dan matematika sehingga mahasiswa akan memiliki dasar pemahaman teoritis dan analisis yang kuat.

Mahasiswa Teknik Elektro di ITB misalnya, juga akan mempelajari elektronika, sistem kendali, teknik komputer, juga sistem telekomunikasi. Kemudian mereka akan mempelajari IoT, IC Design, hingga sistem kendali cerdas.

Lulusan Teknik Elektro tidak butuh waktu lama untuk mendapat pekerjaan sebab insinyur Teknik Elektro banyak dicari industri dalam dan luar negeri, instansi pemerintah, BUMN, mau pun wirausaha dengan membuat perusahaan start-up.

Lulusan Teknik Elektro didesain untuk mampu bekerja secara luwes di berbagai bidang dan industri seperti: PLN/kelistrikan, Migas, industri manufaktur, otomotif sampai pada industri mutakhir seperti industri online, IT, smart systems, industry elektronika maju dan kecerdasan buatan.

Untuk kalian yang ingin kuliah Teknik Elektro di Pulau Jawa, berikut ini lima kampus dengan jurusan Teknik Elektro yang tak hanya sudah terakreditasi Unggul Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), kelimanya juga sudah terakreditasi internasional yang dikutip dari laman masing-masing kampus.